Pencarian pada Label :: Skandal FIFA :: | Berita
Headlines News:

Terkait Skandal di FIFA, Piala Dunia 2018 Disarankan Pindah ke Inggris

5/28/2015 07:26:00 AM
Stockholm - Mantan presiden UEFA Lennart Johansson menyebut bahwa penunjukan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia kini harus ditelaah ulang menyusul kasus dugaan korupsi dan suap yang menghantam FIFA.

Johansson, yang kalah dalam proses pemilihan presiden FIFA dari Sepp Blatter pada tahun 1998, ingin putaran final Piala Dunia 2018 dilangsungkan di Inggris alih-alih Rusia. Ia juga berharap ada proses baru untuk memilih tuan rumah Piala Dunia 2022 yang saat ini rencananya bakal dilangsungkan di Qatar.

Hal itu dikatakannya menyusul penangkapan sejumlah petinggi FIFA atas dugaan korupsi dan suap. Johansson sendiri, yang merupakan presiden kehormatan FIFA, akan terbang ke Zurich untuk menghadiri kongres FIFA pekan ini. Tetapi ia tidak memiliki hak suara untuk pemilihan proses pemilihan yang mengetengahkan persaingan incumbent Sepp Blatter dengan Pangeran Ali bin Hussein.

"Saya tak terkejut dengan apa yang sedang terjadi," kata pria 85 tahun itu kepada Sportbladet yang dikutip Reuters.

"Blatter sudah pasti akan memastikan ia memenangi proses pemilihan dengan caranya sendiri. Saya pikir patut disayangkan organisasi olahraga terbesar punya pemimpin seperti itu di puncaknya. Saya benar-benar berpikir begitu," lanjutnya.

Johansson, yang memimpin UEFA selama 17 tahun sebelum pensiun pada 2007, mengatakan bahwa penunjukan Rusia menggelar Piala Dunia 2018 dan Qatar untuk Piala Dunia 2022 akan dan harus diubah.

"Saya mengharapkan mereka bakal mempertimbangkan keputusan tersebut. Blatter sendiri sudah bilang keputusan ke timur kurang pas. Saya yakin akan ada inisiatif untuk menghasilkan sebuah keputusan baru," sebutnya.

Terkat opsi, Johansson menyarankan agar Inggris dipilih untuk menghajat Piala Dunia 2018. "Mereka (Inggris) belum pernah lagi menggelarnya sejak 1966 dan negara itu disebut sebagai 'tanah sepakbola', terlepas dari apa pun pendapat kita. Mereka layak dipertimbangkan."

Inggris, dengan dukungan penuh pemerintahnya, sudah membuat untuk menggelar putaran final Piala Dunia 2018. Proses bidding sendiri diiringi kontroversi dengan dua anggota Exco FIFA dianulir hak suaranya menyusul adanya tudingan mereka akan mendapatkan sejumlah uang sebagai balasan dari suaranya kepada pihak tertentu. Tudingan lain mengenai jual-beli suara muncul setelah kemenangan Qatar diumumkan.

(krs/rin)

Maradona soal FIFA: "Saya Bilang Juga Apa!"

5/28/2015 12:34:00 AM
Buenos Aires - Diego Armando Maradona menjadi salah satu sosok yang paling gembira atas ditahannya beberapa pejabat FIFA karena diduga terlibat korupsi. Menurutnya, penangkapan ini menjadi bukti bahwa apa yang selama ini dikatakannya tentang badan sepakbola dunia itu terbukti.

Mantan pemain Napoli ini memang termasuk yang paling vokal mengkritik bahkan mengecam Presiden FIFA, Sepp Blatter. Dia pun mengaku tak terkejut atas penangkapan tujuh pejabat FIFA yang merupakan hasil penyelidikan FBI.

"Saya bilang juga apa. Dulu, orang-orang bilang saya gila," katanya kepada Radio La Red di Argentina. "Kini FBI menemukan kebenaran. FIFA punya simpanan US$ 1,5 miliar sementara banyak pemain yang hanya berpenghasilan tak lebih dari US$ 150. Kebohongan-kebohongan itu kini terungkap," paparnya lagi.

"Sekarang ini tak ada itu yang namanya sepakbola, tak ada keterbukaan. Hanya membohongi masyarakat dan berupaya agar Blatter terpilih lagi," tutur pria yang kini berusia 54 tahun tersebut.

"Sekarang kita lihat saja apakah dia (Blatter) akan terpilih lagi setelah kejadian ini. Di mana Blatter saat semua ini terjadi?"

"Orang-orang Amerika (FBI) ini sudah melakukan pekerjaan hebat dan kini masyarakat dunia harus mendapat penjelasan apa yang sebenarnya terjadi," tuturnya lagi.

"Yang baik akan bertahan dan saya akan urus mereka yang jabat. Uang yang mereka hasilkan seharusnya digunakan untuk membiayai kamp latihan di Afrika," kata Maradona.

Namun Maradona juga bukan sosok yang suka UEFA. Dia bahkan mengecam Presiden FIFA, Michael Platini. "Kami ingin orang sepakbola yang memimpin. Mereka datang dan mencoba meyakinkan saya dengan uang. Tapi saya menghasilkan uang dengan bekerja bukan memperalat orang," katanya.

"Platini? Dia orang Prancis jadi jika angin ke kiri maka dia akan pergi ke kiri. Jika angin ke kanan, dia pun bergerak ke kanan," tutur pelatih timnas Argentina di Piala Dunia 2010 ini.

Jaja Suteja/JAS

Football Italia
 
notifikasi
close