Pencarian pada Label :: Olahraga :: | Berita
Headlines News:

Kisruh Sepakbola di Italia Sebelum Menjadi Juara Dunia

5/01/2015 03:04:00 PM
Jakarta - Situasi sepakbola dalam negeri tengah memanas. Ketika prestasi tak kunjung hadir, dipersulit oleh tata kelola kompetisi yang masih berantakan, Menteri Pemuda Olahraga, Imam Nahrawi, meminta PSSI melakukan perubahan dengan memprofesionalkan peserta kompetisi tertinggi Indonesia, Qatar National Bank League. Namun hal tersebut tak bisa dituruti PSSI.

“Pembekuan” PSSI seolah menjadi puncak kisruh sepakbola nasional yang sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum hari ini.

Kisruh dalam dunia sepakbola tentunya tak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan kisruh seperti di Indonesia ini kerap menjadi batu loncatan untuk menggapai sesuatu yang lebih baik. Kali ini kami akan menceritakan bagaimana sepakbola Italia semakin berkembang setelah melewati sejumlah kisruh.

Ketika CONI Mereformasi FIGC

Federasi sepakbola Italia merupakan salah satu federasi sepakbola tertua di dunia. Berdiri pada 1898, Italia membentuk Federazione Italiana Football (FIF) sebagai organisasi amatir yang mengurusi aktivitas sepakbola Italia.

Segala peraturan sepakbola yang diterapkan FIF mengadopsi peraturan sepakbola yang dimiliki Asosiasi Sepakbola Inggris (FA). Turnamen pertama di Italia pun digelar selama satu hari pada 8 Mei 1898 sebagai langkah awal FIF dalam mengorganisasi sepakbola Italia.

FIF kemudian bergabung dengan FIFA sebagai induk federasi sepakbola dunia pada 1905. Masuknya FIF membuat Italia bisa menjalani pertandingan internasional melawan negara lain. Namun untuk bisa melangkah lebih jauh, FIFA meminta FIF untuk lebih profesional dengan cara menjadi badan olahraga yang diakui negara.

Perdebatan panjang membuat FIF tetap berjalan amatir dan jalan di tempat. Amatirnya FIF membuat Italia tak bisa melakoni pertandingan internasional, karena regulasi FIFA hanya mengizinkan negara yang bertanding memiliki badan sepakbola yang diakui pemerintah. FIF hingga saat itu belum diakui pemerintahan Italia.

Setelah terkatung-katung selama empat tahun, akhirnya FIF mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari Comitato Olimpico Nazionale Italiano (CONI), induk organisasi cabang-cabang olahraga yang ada di Italia. FIF pun kemudian mengubah namanya menjadi Federazione Italiana Giuco del Calcio (FIGC). Giuco del Calcio sendiri dalam bahasa Italia berarti tempat bermain sepakbola.

FIGC mulai mendapat sejumlah bantuan dari pemerintah Italia. Dimulai dari dana tahunan, sejumlah sumbangan, dan pemasukan-pemasukan lainnya dari segala penjuru. Namun yang terpenting dari bergabungnya FIGC menjadi satu dari 45 cabang olahraga yang dinaungi CONI pada 1909 adalah membuat FIGC diakui secara resmi oleh FIFA.

Italia pun mulai bisa melakoni laga internasional. Laga pertamanya menghadapi Prancis pada 15 Mei 1910. Debut timnas Italia ini sendiri berakhir manis setelah Italia yang saat itu belum berseragam Gli Azzurri (biru langit), masih menggunakan seragam warna putih, menang dengan skor telak 6-2.

Sepakbola kemudian semakin populer dan menjadi olahraga favorit masyarakat Italia. Hal ini dimanfaatkan kelompok politik pimpinan Benito Mussolini pada awal 1920 atau pasca Perang Dunia I untuk menyebarkan pikiran politik fasisme.

Situasi menjadi memanas pada akhir kompetisi musim 1925-1926. Pemimpin Lega Nord, semacam PT Liga di Indonesia, Enrico Olivetti, mengundurkan diri dari jabatannya karena organisasi itu dianggap berada di jalur yang salah. Namun Olivetti meminta CONI untuk menyelenggarakan pemilihan ketua Lega Nord berikutnya karena presiden FIGC saat itu, Luigi Bozino, identik sebagai politikus berpaham fasisme.

CONI menanggapi hal ini sebagai situasi darurat untuk keberlangsungan liga. Kemudian CONI menunjuk tiga ahli yaitu Paolo Graziani, Italo Foschi, dan pengacara yang juga presiden komisi wasit, Giovanni Mauro, untuk menindaklanjuti hal tersebut.

Ketiganya kemudian mengadakan pertemuan di kota Viareggio yang menyusun dokumen-dokumen organisasi baru yang akan dibentuk untuk mengurusi sepakbola Italia selanjutnya. Dokumen-dokumen tersebut kemudian diterima dan ditandatangani oleh CONI. Dokumen-dokumen ini kemudian dipublikasikan dan dikenal dengan sebutan Piagam Viareggio.

Dalam piagam tersebut dijelaskan peraturan baru dari sistem transfer, peraturan yang membolehkan pemain luar kebangsaan Italia bermain di liga, dan juga beberapa aturan yang mendorong reformasi organisasi FIGC yang dianggap telah keluar jalur karena kelewat lekat dengan kepentingan-kepentingan politik praktis.

CONI kemudian mengganti presiden FIGC saat itu, Luigi Bozino, oleh Leandro Arpinati. Arpinati, meski dikenal sebagai sahabat dekat Mussolini dan juga kental dengan fasisme, dianggap bisa melakukan perubahan bagi sepakbola Italia. Ia sebelumnya termasyhur sebagai jurnalis olahraga dengan reputasi yang bagus.

Arpinati menunjukkan daya tariknya pada olahraga, khususnya sepakbola, dengan mengadakan sejumlah turnamen, tak seperti era Bozino. Bahkan kemudian Arpinati ditunjuk sebagai presiden CONI karena dianggap memberikan perubahan besar bagi sepakbola Italia, khususnya di liga yang juga merupakan buah dari Piagam Viareggio.

Posisi Arpinati di FIGC kemudian digantikan Giorgio Vaccaro yang berjasa besar membesarkan kesebelasan ibukota, SS Lazio, di Italia. Di tangannya, Italia menjadi juara dunia dua kali secara beruntun, 1934 dan 1938.

Dualisme Liga di Italia

Pasca Perang Dunia I, tepatnya pada 1921, kompetisi di Italia sebenarnya menghadapi persoalan serius: dualisme liga. Namun dualisme yang terjadi saat itu bukan karena perebutan kekuasaan di federasi seperti yang pernah terjadi di Indonesia, melainkan karena terdapat perbedaan pendapat antara kesebelasan besar dan kecil di Italia.

Sejumlah kesebelasan besar di Italia, termasuk di dalamnya Genoa, Juventus, AC Milan, Internazionale Milan, Bologna, dan Torino, menolak mengikuti kompetisi yang diselenggarakan FIGC karena dianggap terlalu gendut pesertanya.

FIGC awalnya hendak menyelenggarakan liga dengan 72 kesebelasan yang dibagi per daerah provinsi atas usulan eks pemain Torino, Vittorio Pozzo. Namun karena terjadi pembakangan dari kesebelasan-kesebelasan besar di Italia, liga ini akhirnya hanya diikuti 48 kesebelasan yang dibagi ke dalam enam grup.

Sementara itu, kesebelasan besar yang membangkang meninggalkan FIGC dan membentuk liga di bawah federasi baru bernama Confederazione Calcistica Italiana (CCI). Kompetisi ini kemudian diikuti oleh 50 kesebelasan yang dibagi ke dalam dua wilayah, Northern League dan Southern League.

Kedua liga ini berjalan secara bersamaan pada musim 1921-1922. Liga bentukan FIGC menghasilkan kesebelasan U.S. Novese sebagai juara, sementara liga bentukan CCI menghasilkan Pro Vercelli sebagai peraih mahkota juara.

Presiden FIGC saat itu, Luigi Bozino, merasa situasi ini tak baik bagi persepakbolaan Italia. Lantas ia terus berkonsultasi dengan editor dari harian Gazzetta dello Sport, Emilio Colombo, untuk mencari solusi dari dualisme liga yang memecah belah persepakbolaan Italia tersebut.

Sementara itu, pada akhir musim liga, CCI pun menyadari bahwa pihaknya memiliki titik lemah. Ya, CCI tentunya tak diakui FIFA karena FIFA lebih mengakui FIGC. Ini tentunya akan mempengaruhi keberlangsungan liga karena tak mendapatkan bantuan dari negara.

Dari sinilah Colombo mengadakan pertemuan dengan CCI dan sejumlah perwakilan kesebelasan yang berada di bawah naungannya. Lalu setelah memahami apa yang diinginkan dari pihak CCI dan dipercaya oleh FIGC, Colombo kemudian melahirkan keputusan baru yang dikenal dengan Kompromi Colombo.

Ada tujuh poin yang menjadi keputusan Kompromi Colombo:

1. Kedua asosiasi akan bersatu kembali dengan cara CCI dibubarkan;

2. Musim 1922-1923 akan digelar dengan nama Divisi Utama, sebagaimana yang telah dijalankan CCI sebelumnya;

3. Turnamen baru akan dibagi menjadi dua grup: Northern League dan Southern League, yang mengelola liga adalah CCI, namun menjadi bagian dari federasi (FIGC);

4. Kesebelasan di wilayah selatan, yang dihuni kesebelasan-kesebelasan kecil, harus tetap memiliki struktur dalam penyelenggaraan kompetisi regional;

5. Kategori-kategori yang ada di liga bentukan FIGC sebelumnya dihapuskan dan akan disebar ke dalam empat level. Level satu dan dua yang akan menjadi liga nasional dikelola oleh orang-orang yang sebelumnya berada di CCI, sementara pihak FIGC akan mengelola level tiga dan empat.

6. Mulai musim 1923-1924, hanya sebanyak 24 kesebelasan yang berkompetisi dengan mendegradasi 12 kesebelasan;

7. FIGC harus mengakui Pro Vercelli sebagai juara Italia pada musim 1921-1922;


Pada kompetisi baru hasil dari penggabungan kedua liga ini, sebanyak 36 kesebelasan berkompetisi di Northern League. Sementara Southern League, diikuti oleh 19 kesebelasan yang dibagi per provinsi: Marche (6), Campania (5), Apulia (5), Sicily (3). Nantinya, juara Northern League akan dipertemukan dengan juara Southern League. Pemenang merupakan kesebelasan yang menjadi juara nasional.

Damainya dua kubu ini membuat banyaknya kesebelasan besar yang kembali berlaga di kompetisi baru, menjadi cikal bakal terbentuknya Serie A Italia. Pada musim 1929-1930, FIGC memutuskan untuk menggabungkan Southern dan North League ke dalam satu kompetisi penuh yang mana sistem ini terus digunakan hingga saat ini.

Kesimpulan

Begitulah sepakbola Italia melewati masa-masa kisruh dalam negeri. Sama seperti di Indonesia, dualisme kompetisi dan dualisme federasi pernah terjadi di Italia. Tapi di Italia, ini justru menjadikan Liga Italia semakin berkembang setelah dualisme itu justru melahirkan Serie A Italia sebagai kompetisi tertinggi dan kemudian menjadi salah satu yang paling terkenal di dunia.

Setelah Serie A dibentuk dan kemudian semakin berkembang, timnas Italia akhirnya bergelimang prestasi. Para pemain kelas dunia dilahirkan dari kompetisi Serie A yang semuanya bermuara pada empat gelar juara dan dua runner-up Piala Dunia, serta satu gelar juara dan dua runner-up Piala Eropa.

Jika kita berkaca pada perjalanan sepakbola Italia di atas, Indonesia tentunya sudah melewati fase ini. Indonesia Super League (ISL) adalah hasil dari penggabungan dua liga yang berkompetisi pada saat yang bersamaan (ISL dan Indonesian Premier League/IPL).

Namun permasalahan ternyata belum selesai juga. Unifikasi liga tak menghasilkan kompetisi yang lebih baik dari sebelumnya. Persoalan yang sama masih berulang lagi dan lagi: tunggakan gaji, sepakbola gajah, dan belakangan malah terbongkar banyak klub yang tidak mengurus kewajiban pajaknya.

-detik.com-

Terungkap Alasan Gerrard Tinggalkan Liverpool Gerrard tinggalkan Liverpool di akhir musim ini.

1/04/2015 05:35:00 PM
Pemain Liverpool, Steven Gerrard. (REUTERS/Phil Noble) 
Steven Gerrard akhirnya membeberkan alasan di balik keputusannya yang memilih meninggalkan Liverpool di akhir musim nanti. Sang kapten mengungkapkan putusannya tersebut karena pelatih Brendan Rodgers tak bisa menjaminnya di tim inti.

Keputusan pemain berusia 34 tahun ini memang cukup mengejutkan. Sebab, Liverpool adalah satu-satunya tim yang dibela Gerrard sepanjang karier profesionalnya, bahkan dia sudah bergabung sejak usia 8 tahun.

Sejauh ini, Gerrard sudah tampil dalam 695 laga dan membukukan 180 gol. Berbagai prestasi telah ditorehkan Gerrard bersama Liverpool selama 17 tahun terakhir, di mana 10 trofi telah dia bawa ke Anfield.

Meski berat, Gerrard akui putusannya tak lain karena Rodgers berencana untuk mengurangi jam mainnya. Itu lah yang membuat mantan gelandang Timnas Inggris itu membulatkan tekadnya untuk melanjutkan karier di kompetisi Amerika Serikat, Major League Soccer (MLS).

“Ada banyak momen yang membuat saya mengambil keputusan ini, tapi saya pikir yang utama adalah saat saya duduk bersama pelatih beberapa saat lalu. Dia mengatakan sudah waktunya untuk mengatur jam main saya, demi diri saya dan tim,” ujar Gerrard.

Gerrard mengaku menyadarinya, dan merasa saat ini waktu yang tepat untuk semua orang. "Tapi saat Anda menjadi starter dan pemain utama dalam tim untuk waktu lama, ini adalah perbincangan berat dengan pelatih Anda,” sambungnya, seperti dilansir BBC.

Gerrard menambahkan bila awalnya dia menerima keputusan tersebut, dan siap memberikan yang terbaik bagi Liverpool baik sebagai starter atau pemain pengganti. Namun, akhirnya dia melihat pergi dari Liverpool adalah keputusan yang terbaik.

“Saya sudah memikirkan bahwa pembicaraan ini bakal terjadi suatu saat ini, tapi benar-benar menyakitkan rasanya dan itulah yang membuat saya pergi - juga karena beberapa hal yang terjadi 6-12 bulan terakhir. Tapi, yang terpenting adalah pembicaraan yang tadi itu," katanya.

Persib Terancam Tanpa Striker Asing di LCA

1/04/2015 07:49:00 AM
Persib Bandung pada ISL 2014. (ANTARA/Rosa Panggabean) 
Akibat tak kunjung mendapatkan penyerang asing sesuai yang diinginkan, Persib Bandung kemungkinan besar harus bermain tanpa striker impor di play-off 2 Liga Champions Asia (LCA) melawan wakil Vietnam, Hanoi T & T. Pasalnya AFC sudah menetapkan batas waktu pendaftaran pemain kepada setiap klub maksimal, Minggu 4 Januari 2015.

Seperti diketahui sejak kegagalan mendapatkan Aron da Silva yang dipertahankan klubnya Osotspa Saraburi FC (Thailand), Maung Bandung harus bekerja keras mencari penyerang alternatif. Belakangan dua nama penyerang impor disebut-sebut jadi calon penghuni lini depan Persib, Maycon Calijuri (Brasil) dan Koh Traore (Burkina Faso).

Sayangnya kedua pemain tersebut hingga Sabtu 3 Januari 2015 masih berstatus trial alias belum dikontrak. Apalagi Traore sampai sekarang tak kunjung tiba dan bergabung dengan pemain lain Persib lainnya yang sudah tiba di Padang, sejak Jumat 2 Januari 2015. Hanya Maycon yang telah bergabung menjalani trial.

Situasi ini tentu cukup disayangkan, sebab pada laga tunggal play-off LCA melawan Hanoi, 10 Februari 2015, Maung Bandung praktis hanya bisa mengandalkan barisan pemain lokal yang tergolong masih muda dan kurang berpengalaman. Mungkin hanya Yandi Sofyan Munawar yang bisa dikatakan di atas kertas lebih menjanjikan untuk diandalkan sebagai bomber.

Pelatih Djadjang Nurdjaman menyadari hal ini dan dia menyatakan hanya bisa pasrah tim besutannya harus tampil di kandang Hanoi nanti, tanpa mengandalkan penyerang asing yang awalnya bakal diplot sebagai striker utama.

"Maycon cukup bagus. Pemain dari Burkina Faso (Traore) juga cukup bagus kemampuannya jika lihat di video pertandingan dirinya. Tapi tetap kita juga kan perlu pertimbangan dan perhitungan yang matang untuk mengontrak seorang pemain. Makanya saya ingin lihat dulu kemampuan mereka berdua di Padang (Piala Wali Kota Padang 2015)," jelas Djanur.

Pelatih berusia 58 tahun itu menyatakan tak mau memaksakan diri jika memang hingga batas akhir pendaftaran pemain yang ditetapkan AFC, pihaknya belum mengantongi penyerang yang benar-benar mumpuni atau dinilai sesuai kebutuhan tim.

"Kalau tidak sempat dan ternyata pemain tersebut tidak layak, kami juga tak akan memaksakan diri untuk mengontrak agar bisa didaftarkan. Kita akan bermain dengan pemain seadanya yang memang benar-benar sesuai kebutuhan," tegas Djanur.

Barca Akan Melawan Kutukan Anoeta

1/04/2015 05:00:00 AM

REAL SOCIEDAD VS BARCELONA 

SAN SEBASTIAN— Barcelona  tak pernah menang dalam empat kunjungan terakhir mereka ke markas Real Sociedad, Estadio Municipal de Anoeta. Apakah kutukan itu akan berlanjut ketika Lionel Messi dkk. bertandang ke Anoeta, Senin (5/1/2015) dini hari WIB?

Anoeta seperti neraka bagi tim berjuluk Los Cules tersebut. Tim raksasa Catalan tersebut dipaksa sekali imbang dan menelan tiga kali kekalahan dalam empat lawatan terakhir mereka. Padahal, Los Cules masih membutuhkan tambahan poin penuh agar terus mampu membuntuti musuh bebuyutan mereka, Real Madrid, yang bertengger di puncak klasemen.

Barca pun tidak ingin kembali terluka di Anoeta. Selepas menjalani libur Natal dan Tahun Baru di Amerika Selatan, trio Barca, Messi, Neymar, dan Dani Alves, bergegas kembali bergabung dengan latihan tim dengan dipimpin langsung entrenador Luis Enrique. Hanya, Alves masih harus menjalani perawatan medis karena cedera betis.

“Itu [Anoeta] stadion yang sulit di mana para fans selalu berada di belakang tim mereka. Ini akan menjadi laga yang berbebda di musim ini, dengan berbeda pemain, namun tidak diragukan ini akan menjadi laga berat,” jelas kiper Barca, Claudio Bravo, yang didatangkan dari Sociedad pada awal musim ini, seperti dilansir fcbarcelona.com, Sabtu (3/1).

Ya, duel di Anoeta sekaligus bakal menjadi reuni yang menguras emosi Bravo. Kiper berusia 31 tahun tersebut untuk kali pertamanya bakal menginjakkan kaki di stadion yang pernah menjadi markasnya selama delapan musim. Meski demikian, kali ini Bravo harus membawa Barca melawan kutukan di Anoeta. “Salah satu kuncinya, jangan banyak memberi mereka beberapa kesempatan,” urai Bravo membocorkan cara menaklukkan Anoeta.

Kubu Sociedad pun menyambut duel kontra raksasa Catalan akhir pekan ini dengan antusiasme tinggi. Tim berjuluk Txuriurdin (Putih-Biru) tersebut berada dalam atmosfer berbeda dengan kehadiran pelatih David Moyes.

Eks manajer Manchester United tersebut akan menjalani ujian terberat sejak didatangkan Sociedad, November lalu. Rekor yang dipegang Moyes tidak terlalu mencolok. Dia hanya menelan sekali kekalahan, namun mantan bos Everton tersebut juga hanya meraup sekali kemenangan dalam lima laga di Liga Primera. Meski demikian, Moyes yakin Sociedad bisa meraih hasil bagus seperti ketika tim asak Bosque tersebut bisa menundukkan Real Madrid dan Atletico Madrid pada musim ini.

“Jika kami bisa bermain sebaik dalam dua laga kami  sebelumnya [ketika melawan Real dan Atletico Madrid maka kami punya peluang bagus untuk menang. Kami menghadapi tim yang sangat bagus dan kompetitif namun para pemain pernah membuktikan bisa mengalahkan Barcelona dan mereka ingin mengulangnya kembali,” jelas Moyes, dilansir Reuters. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Real Sociedad Vs Barcelona
• Live RCTI, Senin (5/1) Pukul 03.00 WIB
Estadio Municipal de Anoeta (San Sebastian)

•Real Sociedad (4-2-3-1)
Pelatih : David Moyes
Pemain : Zubikarai, Carlos Martinez, Inigo Martinez, Ansotegi, Bella, Bergara, Granero, Hervias, Prieto, Canales
Finnbogason

• Barcelona (4-3-3)
Pelatih : Luis Enrique
Pemain: Bravo, Alves, Pique, Mascherano, Alba, Rakitic, Busquets, Iniesta, Suarez, Messi, Pedro

Perez Ingin Cetak Gol di Laga Perdana

1/04/2015 04:15:00 AM
Debut pemain baru Valencia asal Benfica Portugal akan dimulai. 
VALENCIA— Enzo Perez bakal menjadi magnet bagi publik Mestalla ketika Velencia menjamu Real Madrid pada jornada ke-15 Liga Primera, Minggu (4/1/2015) pukul 23.00 WIB. Maklum, duel di Stadion Mestalla tersebut bakal menjadi laga debut Perez berkostum Valencia.

Ya, Perez bakal memulai pertandingan pertamanya dengan Valencia setelah tim besutan Nuno Espirito Santo itu melengkapi transfer pemain berusia 28 tahun tersebut dari Benfica, akhir pekan ini. Gelandang Timnas Argentina tersebut diboyong dari tim asal Portugal itu dengan banderol 25 juta euro atau sekitar Rp375,5 miliar.

Peluang Perez untuk langsung memulai laga dengan Valencia pun sangat terbuka lebar. Tim berjuluk Kelelawar Mestalla tersebut akan menjamu tim pemuncak klasemen sementara Madrid, Minggu ini. “Jika saya melakoni debut melawan Real Madrid maka itu akan sangat terbuka, namun ini sebuah keputusan teknis,” jelas Perez, seperti dilansir football-espana.net, Sabtu (3/1/2015).

“Bagiku, semua ini adalah hal baru. Ini kali pertamaku di lini ini [Liga Primera], jadi ini semuanya akan baru dan kuat di lapangan. Kami harus memberi Real Madrid penghormatan, tidak masalah. Namun di lapangan, semuanya akan berbeda,” sambung dia.

Perez sepertinya tidak akan membiarkan laga debutnya akan berakhir sia-sia apabila dipercaya Santo turun melawan Madrid. Bahkan, ia ingin langsung mencetak gol ke gawang tim berjuluk Los Blancos tersebut.

“Ini akan menjadi sesuatu yang menyenangkan mencetak gol [lawan Madrid]. Saya siap untuk bermain, dan mencetak gol-gol untuk membuat itu lebih baik, namun tidak masalah siapa yang bakal mencetak gol, yang penting tim bisa menang,” urai Perez.

Perez diperkenalkan di depan 8.000 fans Valencia di Mestalla, Jumat (2/1) waktu setempat. Gelandang berusia 28 tahun tersebut pun mengumbar janji manis bakal membantu tim berjuluk Tim Kelelawar Mestalla mengembalikan kejayaan masa lalu dan kembali ke Liga Champions. “Saya akan membantu Balencia kembali ke Liga Champions. Mengapa kami tidak bisa bertarung untuk itu.”

Perez berjanji akan berusaha secepat mungkin beradaptasi dengan tim barunya. Eks gelandang Estudientes itu juga menyerahkan posisi yang bakal dia tempati kepada sang pelatih. “Sebagai seorang pemain yang serbabisa. Pelatih yang akan memilih untuk menentukan di mana posisi terbaik bagi pemain. Saya bermain hampir di semua posisi, namun posisi gelandang saya tempati dalam dua musim terakhir,” jelas dia. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos) 

Ujian Chelsea dalam laga Boxing day

12/25/2014 11:59:00 PM
Sejumlaha laga penting akan digelar saat Boxing day atau hari libur setelah Natal. 
Tekad Chelsea untuk mempertahankan posisi di puncak klasemen sementara Liga Primer akan diuji calon lawannya dalam laga saat Boxing Day atau hari libur setelah Natal.
Klub London barat yang sementara unggul tiga poin atas pesaing terberatnya yaitu Manchester City, akan menjamu West Ham United, Jumat (26/12) di Stamford Bridge.
Ini adalah laga perdana The Blues -julukan Chelsea- sebelum mereka menghadapi Southampton (28 September) dan Tottenham Hotspur (1 Januari) dalam pekan ini juga.
Kepada para pemainnya, Jose Mourinho meminta mereka memiliki mental kuat dalam tiga laga penting itu walaupun sebagian besar orang memilih berlibur saat itu, utamanya di luar Inggris.
Dia mengatakan, sebagian orang Jerman dan Spanyol akan berlibur ke luar negeri yang sinar mataharinya penuh, namun menurutnya ini tidak terjadi Inggris.
Cesc Fabregas mengantarkan kemenangan 2-0 Chelsea atas Stoke City. 
"Di negara ini, Anda akan tetap bermain sepak bola pada tanggal 22 Desember, Anda akan bermain saat Boxing Day, kamu akan bermain pada tanggal 28 Desember, bahkan pada malam tahun baru," kata Mourinho.
"Di sini tidak ada Natal, hanya sepak bola. Itulah sebabnya saya sangat menghormati para pemain sepak bola," katanya lagi.
"Para suporter di seluruh negeri akan menghormati mereka dengan membeli tiket untuk memenuhi bangku stadion. Inilah sebabnya, saya meminta para pemain bersikap profesional, menunjukkan permainan terbaiknya."
Sembilan laga lainnya
Diafra Sakhi (kiri) merupakan salah-seorang pemain andalan West Ham saat menghadapi Chelsea. 
Di daratan Eropa, Liga Spanyol akan diliburkan hingga 3 Januari nanti, sementara Liga Jerman akan diliburkan hingga 30 Januari nanti.
Sementara, pelatih West Ham Sam Allardyce mengatakan, Chelsea dapat mengalahkan siapa pun calon lawannya dengan skor 6-0 saat laga di gelar di kandangnya.
Namun ini tidak menakutkan para pemainnya. "Kami akan laga saat Natal tahun ini melebihi Natal tahun lalu," kata Allardyce, agak diplomatis.
Pemain sayap Chelsea, Eden Hazard akan menjadi andalaan saat mereka menghadapi West Ham. 
Selain laga Chelsea melawan West Ham, laga saat Boxing Day akan menghadirkan beberapa pertandingan lainnya:
Burnley v Liverpool
Crystal Palace v Southampton
Everton v Stoke City
Leicester City v Tottenham Hotspur
Manchester United v Newcastle United
Sunderland v Hull City
Swansea City v Aston Villa
West Bromwich Albion v Manchester City
Arsenal v Queens Park Rangers
 
notifikasi
close