Pencarian pada Label :: Ekonomi :: | Berita
Headlines News:

Cara Antisipasi Lonjakan Harga Pangan di Bulan Puasa

5/28/2015 06:10:00 AM
JAKARTA - Naiknya harga kebutuhan pokok saat menjelang bulan puasa hingga lebaran merupakan hal tahunan yang terus terjadi. Namun sebenarnya kenaikan harga tersebut bisa ditekan bahkan dihilangkan. Asal ada komitmen kuat dari pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengatakan, untuk mengantisipasi kenaikan harga, pemerintah harus memperbaiki sistem pasokan pangan dan distribusi pangan.

"Iya pasti (bisa dicegah), kan sudah ketahuan bahwa yang paling penting itu pasokan dan distribusi, nah itu yang harus diperbaiki pemerintah," ungkap dia saat ditemui di Kantornya kepada Okezone di Jakarta.

Guna mencegah kenaikan harga, lanjut dia, pemerintah dalam hal ini Bulog harus bisa mengejar pasokan beras yang saat ini masih kurang.

"Bulog sekarang ada masalah jumlah pasokan, waktu yang tersisa ini harus segera dikejar pasokannya," kata dia.

Pihaknya menuturkan, jika pemerintah tidak akan membuka keran impor. Pemerintah harus rajin turun ke lapangan untuk memenuhi stok beras.

"Mereka (pemerintah) harus rajin turun ke lapangan untuk ambil cadangan beras yang ada di petani dan tempat penggilingan, itu yang harus dilakukan kalau gak mau impor, yanng penting jumlah minimal cadangan harus terpenuhi," sebutnya.

Selain pasokan, pemerintah juga bisa mencegah naiknya harga pangan dengan mendistribusikan bahan pangan dengan tepat. Jika semua itu dilakukan, menurutnya, kenaikan harga pangan yang biasanya terjadi menjelang bulan puasa bisa dihindari.

"Bukan hanya pasokan tapi juga distribusinya harus betul2 tepat waktu dan tepat tempat, Selama kalau menjelang Ramadhan udah diberesi, kenaikan harga bisa di cegah atau tidak terlalu tinggi," tandasnya.

(rzy)

Imbas Harga Naik, Permintaan Elpiji 12 Kg Turun

1/04/2015 09:42:00 PM
Sektor usaha mikro juga terancam bangkrut, biaya produksi tinggi. 
Oleh : Sigit A. NugrohoD.A. Pitaloka (Malang) 
VIVAnews - Kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) sejak 2 Januari 2015, berimbas pada turunnya permintaan serta mengancam kelangsungan bisnis sektor mikro kecil, di Kota Malang.

Maret Sri Kusnandar, manajer pemasaran PT Gading Mas Indah, salah satu agen elpiji di Kota Malang, menyebut kenaikkan harga elpiji 12 kilogram mencapai Rp18.000 per tabung.

Sebelumnya, harga elpiji 12 kilogram dari agen Rp116.000 per tabung. Sekarang, harga elpiji 12 kilogram Rp136.000 per tabung.

“Itu harga dari agen, kalau di pengecer harganya bisa mencapai Rp138.000 sampai Rp140.000 per tabung,” katanya, Minggu 4 Januari 2015.

Menurutnya, kenaikan elpiji ini berdampak pada turunnya permintaan di tempatnya. Meskipun baru berlangsung dua hari, penjulan elpiji di agen sudah mengalami penurunan, dari 400-500 tabung per hari menjadi sekitar 300 tabung per hari.

“Beberapa pelanggan memilih stop dulu, setelah tahu harganya naik. Ada juga pelanggan yang ingin pindah ke elpiji 3 kilogram. Kenaikkan kali ini memang terasa, karena baru tiga bulan naik, sekarang sudah naik lagi,” katanya.

Perajin terancam bangkrut

Selain permintaan turun, kenaikan LPG juga dirasakan dampaknya oleh perajin keramik, di Kelurahan Dinoyo, Kota Malang.

Ketua paguyuban perajin keramik Dinoyo, Samsul Arifin menyatakan kenaikkan elpiji yang terjadi pada pertengahan September 2014 lalu sudah membuat beberapa perajin kalang kabut. Saat itu, banyak perajin keramik yang beralih profesi menjadi perajin gips.

Setiap melakukan pembakaran keramik, Samsul butuh 6 tabung elpiji 12 kilogram. Dalam satu bulan, ia melakukan pembakaran sebanyak 8 kali. Berarti, dalam satu bulan, Samsul butuh 48 elpiji 12 kilogram untuk proses pembakaran.

Sebelumnya elpiji 12 kilogram di tingkat pengecer seharga Rp119.000 per tabung. Dengan harga Rp119.000 per tabung untuk elpiji 12 kg, setiap bulan dia harus mengeluarkan ongkos Rp5.712.000 untuk membeli elpiji.

Jika harga elpiji naik menjadi Rp136.000 per tabung, berarti biaya elpiji membengkak menjadi Rp6.528.000 per bulan.

“Jumlah perajin di sini (Dinoyo) sekitar 34 orang. Dari jumlah itu ada 10 perajin yang pindah menjadi perajin gips akibat harga elpiji yang naik pada September 2014 lalu. Kalau sekarang harga elpiji naik lagi, mungkin akan bertambah banyak yang pindah menjadi perajin gips,” kata Samsul.

Beralihnya perajin keramik menjadi perajin gips lantaran untuk membuat kerajinan gips tak memerlukan proses pembakaran. Sedangkan, untuk membuat keramik, perajin tak bisa memakai elpiji melon kemasan 3 kg.

“Sekali membakar, butuh sekitar 70 kilo elpiji, kalau pakai melon bisa butuh kompor yang sangat luas karena harus menampung banyak tabung. Tidak efisien,” katanya.

Biasanya, jika ongkos produksi naik perajin akan meningkatkan harga jual. Namun, opsi itu sangat dihindari, mengingat pembeli keramik sangat sensitif pada perubahan harga.

“Belum tahu mau dinaikkan berapa, kami khawatir pembeli lari kalau naik lagi, mungkin nanti akan banyak yang meninggalkan profesi ini,” katanya.

BBM Turun, Pengusaha Ritel Minta Pemasok Tinjau Ulang Harga

1/04/2015 05:28:00 PM
Pembeli berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan. (Antara/Wahyu Putro) 
Pengusaha ritel, utamanya convenience store, meminta para pemasok untuk meninjau ulang (review) harga barang, menyusul turunnya harga bahan bakar minyak (BBM).

Solihin, Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk,  mengatakan kebijakan pemerintah terkait penetapan harga BBM sangat berpengaruh terhadap harga jual barang di toko.

“Sewaktu pengumuman kenaikan harga BBM pada 18 November 2014, para pemasok telah menaikan harga berkisar 5-7 persen. Ketika harga BBM dilakukan penurunan, kami mendesak para produsen dan pemasok juga ikut menurunkan harga, agar pengelola minimarket bisa ikut menurunkan harga jual bagi konsumen,” katanya, melalui keterangan tertulis, Minggu 4 Januari 2015.

Namun, menurut Solihin, penurunan harga tersebut nantinya tidak linier seperti penurunan harga BBM. Misalnya, jika BBM saat ini turun 11,85 persen (dari Rp8.500 ke Rp7.600 per liter) maka harga di toko tidak bisa turun linier sebesar 11,85 persen juga.

“Intinya, kami juga akan lakukan penyesuaian, perusahaan menyambut baik kebijakan itu, dampaknya cukup positif bagi perusahaan. Kami dapat menekan beban operasional dengan signifikan. Harapan kami ke depan, tarif dasar listrik (TDL) juga akan terkoreksi,” tuturnya.

Seperti diketahui, pemerintah telah menaikan harga BBM bersubsidi pada 18 November 2014 sebesar Rp2.000 per liter (dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter atau sebesar 30,77 persen). Namun, mulai 1 Januari 2015, pemerintah memangkas kembali sebesar Rp900 (dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liter atau sebesar 11,84 persen).

Lakukan Ini Agar Kocek Anda Tidak Jebol Saat Liburan

12/28/2014 04:50:00 AM
illustrasi 
JAKARTA - Biaya liburan ke luar kota dipastikan akan menguras kocek pribadi Anda. Alhasil, diperlukan perencanaan anggaran dari jauh-jauh hari sebelum liburan tersebut direalisasikan.

Perencana Keuangan, Mike Rini Sutikno, mengatakan nominal dana menabung untuk berlibur itu jumlahnya variatif dan perlu disesuaikan dengan pendapatan setiap bulannya.

Jadi, perlu mengkalkulasi terlebih dahulu berapa besar dana yang diperlukan untuk berlibur ke tempat diinginkan. "Biasanya 10 persen dari gaji, tapi itu tergantung biaya liburan tersebut," ucap Mike kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (26/12/2014).

Menurutnya, kegiatan berlibur yang dilakukan secara mendadak akan membuat rugi untuk ke depannya. Sebab, keuangannya tidak dapat berjalan dengan baik, terlebih gajian berikutnya masih sebulan lagi.

"Dia akan merugi, itu konsenkuensinya. Diharapkan, berlibur itu bukan memakai uang gajian saat mau liburan, tapi pakai uang yang sudah ditabung," tuturnya.

Sementara itu, mengenai berapa persen yang perlu menjadi tabungan jangka panjang untuk kebutuhan pensiun ataupun dana pendidikan anak. Mike menyarankan, 30 persen dari gaji setiap bulan perlu disisihkan.
"Yah 20-30 persen itu jadi tabungan, kalau yang masih single bisa untuk uang muka beli rumah," ujarnya.

Beriita Ekonomi Tribunews
 
notifikasi
close