JAKARTA - Menjual rumah tidaklah semudah membalikkan tangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan secara seksama agar pemilik rumah bisa terhindar dari incaran penipuan. Pasalnya, kini tindak kriminal juga bisa menyasar kepada mereka yang ingin menjual rumah.
Menurut Direktur Utama NRP Properti Nuri Hendra, biasanya pelaku berpura-pura sebagai pembeli yang sedang meninjau properti. Bahkan, terdapat beberapa modus baru, mereka biasanya membaca dari iklan internet.
"Lalu mengatakan kalau sudah tertarik dengan properti yang kita jual dan pura-pura mau transfer DP dan minta nomor rekening kita. Selanjutnya motif hampir sama seperti yang dilakukan dengan penipuan berhadiah, yaitu dengan meminta pemilik menuju mesin ATM," ujarnya, Kamis (28/5/2015).
Menurut Nuri, dengan menggunakan jasa agen properti profesional, penjual rumah akan mendapatkan analisa harga menggunakan perbandingan dari data-data yang valid.
Selain risiko – risiko kriminalitas, menjual rumah yang dilakukan sendiri, juga perlu memperhatikan beberapa hal.
1. Kesalahan menentukan harga jual, sehingga harga terlalu tinggi
Biasanya para pemilik rumah kurang memahami betul harga pasaran (saleable) tanah atau rumah di daerahnya. Sehingga ketika harga yang ditetapkan terlalu tinggi, rumah menjadi sulit terjual.
Hal ini akan memancing munculnya penawaran-penawaran semu, namun tak kunjung membeli.
2. Respons iklan yang dipasang, datang kebanyakan dari spekulan atau broker
Dari iklan yang dipasang 80 persen lebih respons penawaran adalah dari spekulan atau broker, bukan dari buyer atau end user. Hal ini sering membuat pemilik rumah menghabiskan banyak waktu dan tenaga yang terbuang untuk mengantarkan meninjau properti. Kebanyakan dari mereka hanya tes harga.
"Bila Anda menggunakan jasa agen properti profesional, mereka telah dibekali pelatihan untuk menyeleksi respons iklan dan calon buyer. Sehingga membantu Anda untuk menemukan orang yang nantinya meninjau properti adalah benar-benar buyer potensial," ujar Nuri.
3. Berhubungan dengan banyak broker (open listing)
Berhubungan dengan banyak broker, selain menghabiskan waktu dan tenaga, juga pikiran. Sering kali berhubungan dengan banyak broker menimbulkan banyak konflik baik antar broker maupun dengan pembeli.
4. Rumah tidak laku dalam jangka waktu yang lama
Apabila rumah tidak kunjung terjual, akan menyebabkan properti kadaluwarsa dalam pasar. Hal ini bisa menimbulkan isu-isu negatif tentang rumah. Baik isu-isu mengenai legalitas maupun isu rumah angker.
"Dengan menggunakan jasa agen properti profesional, rumah Anda berpotensi lebih cepat terjual karena mereka memiliki jangkauan pemasaran yang luas," tutupnya. (fsl)
(rhs)
Menurut Direktur Utama NRP Properti Nuri Hendra, biasanya pelaku berpura-pura sebagai pembeli yang sedang meninjau properti. Bahkan, terdapat beberapa modus baru, mereka biasanya membaca dari iklan internet.
"Lalu mengatakan kalau sudah tertarik dengan properti yang kita jual dan pura-pura mau transfer DP dan minta nomor rekening kita. Selanjutnya motif hampir sama seperti yang dilakukan dengan penipuan berhadiah, yaitu dengan meminta pemilik menuju mesin ATM," ujarnya, Kamis (28/5/2015).
Menurut Nuri, dengan menggunakan jasa agen properti profesional, penjual rumah akan mendapatkan analisa harga menggunakan perbandingan dari data-data yang valid.
Selain risiko – risiko kriminalitas, menjual rumah yang dilakukan sendiri, juga perlu memperhatikan beberapa hal.
1. Kesalahan menentukan harga jual, sehingga harga terlalu tinggi
Biasanya para pemilik rumah kurang memahami betul harga pasaran (saleable) tanah atau rumah di daerahnya. Sehingga ketika harga yang ditetapkan terlalu tinggi, rumah menjadi sulit terjual.
Hal ini akan memancing munculnya penawaran-penawaran semu, namun tak kunjung membeli.
2. Respons iklan yang dipasang, datang kebanyakan dari spekulan atau broker
Dari iklan yang dipasang 80 persen lebih respons penawaran adalah dari spekulan atau broker, bukan dari buyer atau end user. Hal ini sering membuat pemilik rumah menghabiskan banyak waktu dan tenaga yang terbuang untuk mengantarkan meninjau properti. Kebanyakan dari mereka hanya tes harga.
"Bila Anda menggunakan jasa agen properti profesional, mereka telah dibekali pelatihan untuk menyeleksi respons iklan dan calon buyer. Sehingga membantu Anda untuk menemukan orang yang nantinya meninjau properti adalah benar-benar buyer potensial," ujar Nuri.
3. Berhubungan dengan banyak broker (open listing)
Berhubungan dengan banyak broker, selain menghabiskan waktu dan tenaga, juga pikiran. Sering kali berhubungan dengan banyak broker menimbulkan banyak konflik baik antar broker maupun dengan pembeli.
4. Rumah tidak laku dalam jangka waktu yang lama
Apabila rumah tidak kunjung terjual, akan menyebabkan properti kadaluwarsa dalam pasar. Hal ini bisa menimbulkan isu-isu negatif tentang rumah. Baik isu-isu mengenai legalitas maupun isu rumah angker.
"Dengan menggunakan jasa agen properti profesional, rumah Anda berpotensi lebih cepat terjual karena mereka memiliki jangkauan pemasaran yang luas," tutupnya. (fsl)
(rhs)