Pencarian pada Label :: Beras Plastik :: | Berita
Headlines News:

Beras C4 Super Merek Rojolele yang Diduga Beras Plastik Itu Laku Keras di Gunungkidul

5/22/2015 08:44:00 PM
GUNUNGKIDUL - Kasus beras sintetis berbahan plastik yang menghebohkan masyarakat beberapa hari terakhir, diduga sudah merembet ke wilayah Gunungkidul.

Beras yang diduga dicampuri bahan plastik tersebut beredar di wilayah Dusun Duwet, Desa Karangwuni, Rongkop.

Beras yang diduga dicampuri bahan sintetis tersebut pertama kali ditemukan oleh Sunarmo, warga Dusun Duwet.

Sekitar sepekan lalu, istri Sunarmo, Murdiah membeli beras jenis C4 super merek Rojolele di salah satu warung yang ada di kecamatan Rongkop.

Saat itu dia membeli beras sebanyak 10 kilogram untuk mencampuri beras lokal miliknya. Awalnya, Murdiah dan Sunarmo tidak curiga dengan beras yang dibeli dengan harga Rp 9600 perkilogram tersebut.

Namun setelah beberapa hari mengkonsumsi beras tersebut, keduanya mengalami gangguan pencernaan.

Kecurigaan Sunarmo dan Murdiah pun muncul karena beras yang dibelinya tersebut saat dicuci berbeda dengan beras pada umumnya karena lebih lincin. Puncaknya, pada Kamis (21/5/2015), Murdiah dan Sunarmo melihat berita di televisi mengenai ditemukannya beras bercampur plastik.

Meras curiga, pada Jumat (22/5/2015) pagi, keduanya mencoba untuk mengetes beras yang dibelinya tersebut. Hasilnya, beras jenis C4 Rojolele tersebut meleleh saat dibakar. Selain itu, setelah api padam, beras yang dibakar menggumpal.

"Hasilnya, beras yang saya beli tidak gosong, tapi menggumpal seperti plastik, tetapi beras hasil panen dan raskin semua hangus jadi abu," kata Sunarmo saat ditemui di rumahnya.

Selain itu, menurut Sunarmo beras tersebut juga memiliki tekstur berbeda dengan beras asli.

Sebab, saat dimasak, di sekeliling magic jar juga terdapat sisa beras yang cukup lengket. Rasa berasnya pun tidak seperti beras pada umumnya, karena hambar.

"Saat dimasak disekeliling magic jar, lengket kaya plastik, dan rasanya cenderung anyep (tidak berasa),"ungkapnya.

Setelah mengetahui beras yang dibelinya tersebut mencurigakan, akhirnya Sunarmo dan istrinya tidak lagi mengkonsumsinya.

Saat ini keduanya memilih untuk mengkonsumsi beras lokal hasil panenannya sendiri.

“Sekarang saya mengkonsumsi beras milik sendiri,” ungkapnya.

Salah seorang pedagang beras di wilayah Rongkop, Erna mengaku beras C4 Rojolele yang dijualnya berasal dari Pati, Jawa Tengah. Beras tersebut disuplai oleh seorang pedagang beras bernama Wardi.

“Saya sudah lama menjual beras itu. Setiap minggu kira-kira bisa menjual 25 sak ukuran 5 kilogram,” katanya saat ditemui di warungnya, Jumat (22/5/2015)

Selama ini menurut Erna belum ada keluhan mengenai beras bercampur bahan sintetis. Menurut pengakuan distributor, beras tersebut sudah diperiksa oleh pihak berwenang saat berada di perjalanan menuju ke Rongkop. (* TRIBUNNEWS )

Ada Beras Berbahan Plastik Bukti Indonesia Belum Sejahtera

5/22/2015 08:13:00 PM
JAKARTA -- Pakar Komunikasi Politik, Dr. Muhammad Aras saat ditemui di Jakarta mengatakan bahwa adanya beras berbahan plastik ini bukti bahwa Indonesia belum sejahtera.

"Baru hari ini kita mendengar adanya beras plastik di Indonesia. Ini kacau sekali belum pernah saya mendengar kasus ini sebelumnya. Saya melihat bahwa ini bukti Indonesia belum sejahtera" ujar Aras.

Aras juga menambahkan bahwa kasus ini telah mempermalukan wajah bangsa.

"Bangsa yang besar seperti Indonesia tapi masyarakatnya masih makan beras plastik ini sungguh memalukan." tambahnya.

Pakar komunikasi politik tersebut menilai bahwa Jokowi harus kembali 'blusukan' melihat masalah rakyat kecil dan tidak perlu mendengarkan masukan dari partainya saja.

Seperti diketahui sebelumnya, beras berbahaya tersebut diketahui pihak kepolisian dari daerah Bekasi setelah mendapat laporan dari seorang tukang bubur.

Saat ini kepolisian masih mengembangkan kasus tersebut karena kemungkinan beras berbahan campuran plastik tersebut masih beredar luas di Indonesia.- TRIBUNNEWS

'Waktu Dibakar, Berasnya Kok Malah Menggumpal'

5/22/2015 06:45:00 PM
GUNUNG KIDUL -- Beras yang dicurigai jenis sintetis ditemukan oleh warga Dusun Duwet, Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul. Kecurigaan itu muncul setelah beras yang dimasak lantas menggumpal dan lengket.

Sunarmo, salah satu warga Dusun Duwet, Desa Karangwuni, Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, menuturkan, ia beberapa hari lalu membeli beras jenis Raja Lele di sebuah warung. Saat itu, ia membelinya sebanyak 5 kilogram dengan harga Rp 9.600 per kilogram.

"Jenisnya Raja Lele, saya beli di warung sekitar 5 Mei lalu," kata Sunarmo, Jumat (22/5/2015).

Ketika dimasak, beras menempel di magic jar dan lengket seperti plastik. Ketika dimakan, rasanya hambar, berbeda dengan beras biasa.

"Lengket dan menempel di magic jar. Lengket banget. Kalau dimakan itu rasanya anyep, beda sama beras biasanya," ujarnya.

Curiga dengan beras yang dibelinya, ia pun lantas mengambil satu genggam dan membakarnya. Ternyata, ketika terkena api, beberapa beras langsung menggumpal kehitaman seperti plastik, sedangkan beras lainnya jadi gosong.

"Saya ingat ada berita soal beras plastik. Ya, saya dan istri langsung berinisiatif membakar, dan ternyata benar menggumpal hitam seperti plastik," tandasnya.

Mendapat informasi adanya beras yang dicurigai bercampur plastik, jajaran Polsek Rongkop datang ke lokasi. Petugas pun langsung melakukan pengecekan dengan membakar beras tersebut. Hasilnya, beras itu menggumpal dan lengket, sementara beras lainnya gosong.

"Kami coba tes dengan cara dibakar. Hasilnya, yang Raja Lele itu menggumpal kehitaman, dan beras yang biasa lantas gosong, jadi abu," ucapnya.

Petugas kepolisian akhirnya mengambil sampel beras untuk diteliti guna penyelidikan lebih lanjut. (Wijaya Kusuma)- TRIBUNNEWS

Penjual Beras Plastik Bisa Dikenai Pidana

5/22/2015 12:33:00 PM
SEMARANG, Penjual beras plastik dapat dikenai pidana, karena merugikan konsumen. UU nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memuat sejumlah pasal yang dapat menjerat pembuat dan pengedarnya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang, AKBP Sugiarto mengatakan, pihaknya telah menyebar anggota untuk memastikan keberadaan beras berbahan plastik di Semarang. “Kami masih menyelidikinya. Anggota masih mencari informasi. Belum ada temuan terkait beras plastik di Semarang,” ungkapnya, Jumat (22/5).

Penjual dan pembuat, tegas Sugiarto, bisa dijerat secara pidana. Minimal terkait pasal perlindungan konsumen. Sementara itu, Kepala Subdirektorat Industri, Perdagangan dan Investasi (Indagsi) Ditreskrimsus Polda Jateng, AKBP Juli Agung Pramono mengatakan, pihaknya juga tengah mengumpulkan informasi terkait keberadaan beras plastik di Jawa Tengah.

“Anggota sedang lidik (penyelidikan). Belum ada informasi terkait beras plastik,” ungkapnya.

(Zakki Amali/CN19/SMNetwork)- suaramerdeka

Beras Plastik Melepas Racun Saat Dimasak, Bisa Merusak Hati dan Bikin Mandul

5/21/2015 10:10:00 PM
Jakarta - Beredarnya beras yang diduga mengandung plastik membuat resah masyarakat. Jika benar ada kandungan plastik di dalamnya, maka saat dimasak beras tersebut bisa melepas racun yang terserap usus dan merusak organ-organ penting dalam tubuh.

"Dalam proses pemanasan, plastik bisa melepas racun. Salah satunya resin, itu bisa terserap dan masuk ke darah," kata dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, FINASIM, konsultan saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo, saat dihubungi detikHealth Kamis (21/5/2015).

Jika racun yang dilepaskan bersifat iritatif, maka bisa merusak saluran pencernaan hingga muncul dampak akut seperti mual muntah. Sedangkan jika tidak iritatif, dampaknya tetap akan muncul dalam jangka panjang berupa kerusakan organ-organ tertentu.

Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo, Adisam ZN sebelumnya mengungkap temuan senyawa polyvinyl chloride (PVC) dalam sampel beras yang diperiksa. Senyawa tersebut merupakan salah satu bahan campuran plastik. Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) maupun Kementerian Kesehatan terkait temuan tersebut.

Jika benar beras yang beredar mengandung plastik, maka ada beberapa organ yang bisa mengalami kerusakan akibat racun plastik. Dirangkum dari wawancara dengan dr Ari, organ-organ tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Hati
Metabolisme makanan terjadi di hati. Racun plastik yang terserap oleh usus lalu masuk ke peredaran darah, salah satunya juga akan terbawa ke hati untuk dimetabolisme. Karena tidak termasuk zat yang seharusnya ada di makanan, maka racun tersebut bisa memicu kerusakan.

"Makanan yang terserap akan mengalami proses detoks di hati. Nah racun dari plastik bisa menyebabkan kerusakan di organ tersebut," jelas dr Ari.

2. Ginjal
Setelah dimetabolisme, makanan akan dikeluarkan salah satunya melalui ginjal. Racun plastik yang terserap oleh darah akan disaring di ginjal, dan jika berlangsung lama bisa menyebabkan penumpukan lalu mengendap. Fungsi ginjal bisa terganggu karenanya.

3. Sistem reproduksi
Senyawa tertentu dalam plastik bisa berpengaruh pada kelenjar hormon reproduksi. Phtalate misalnya, dalam beberapa penelitian sering dikaitkan dengan risiko penurunan jumlah dan kualitas sperma pada laki-laki. Kondisi ini bisa memicu infertilitas

4. Saluran cerna
Jika senyawa dalam plastik yang termakan bersama beras sintetis bersifat iritatif, maka bisa mengubah struktur permukaan dinding usus. "Lama kelamaan bisa memicu kanker," kata dr Ari.
(up/vit)

Bahaya Konsumsi Beras yang Mengandung Plastik

5/21/2015 08:24:00 PM
DENGAN kebutuhan pangan yang kian meningkat, memilah pangan yang benar-benar jamin kesehatan kita semakin sulit. Beras plastik yang dikabarkan belakangan ini pun menambah ketakutan kita. Lantas apakah dampak dari mengonsumsi beras palsu tersebut?

Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga kemungkinan yang dapat ditimbulkan setelah mengonsumsi beras sintetis yang ditemui mengandung plastik.

Kemungkinan pertama adalah, trauma akibat fisik komponen plastik ke saluran cerna (meskipun dapat berkurang saat makanan tersebut sudah dicerna hingga menjadi lembut). Kedua adalah dampak lokal akibat bahan kimia atau kontaminan lain yang ada dalam plastik yang ditambahkan.

Kemungkinan terakhir adalah efek negatif dari bahan plastik (tergantung dari jenis plastiknya) yang terserap masuk ke pembuluh darah melalui mukosa saluran cerna, lalu menyebar ke seluruh tubuh, tulis Prof Tjandra dalam rilis yang diterima Okezone, Kamis (21/5/2015).

Ia menyampaikan bahwa hingga siang ini, Badan POM yang dihubunginya masih melakukan penelitian tentang bahan yang dikatakan beras plastik tersebut. BPOM pun belum mengumumkan hasil resmi tentang penelitian mereka.

“Kita tunggu hasil penelitian BPOM, yang memang berwenang serta memiliki alat dan pakar untuk memeriksa ini. ‎Jadi belum jelas apakah memang ada beras plastik atau tidak. Biarlah diperiksa di laboratorium dulu, apakah benar ada plastiknya, lalu apa komponen plastiknya, bagaimana pemrosesnya, dan seterusnya,” jelasnya.

(ren/okezone.com)

Ini Ciri-Ciri Beras Asli Bukan Beras Plastik

5/21/2015 06:44:00 AM
TERKUAKNYA beras plastik dari Tiongkok sudah seharusnya masyarakat lebih jeli lagi dalam membeli beras. Kenali sejumlah ciri-ciri beras berkualitas baik, bukan beras plastik.

Khawatir akan beras yang Anda beli berkualitas buruk? Simak tips berikut ini, cara memilih beras dengan kualitas baik dan tentunya asli, bukan beras plastik, dari Chef Afit, seorang chef dan juga owner dari Holycow Steakhouse by Chef Afit.

Lihat warnanya

Ini sama seperti memilih makanan pada umumnya. Indikasi bahwa makanan tersebut layak atau tidak sebenarnya dapat dikenali lewat tampilannya. Warna beras berkualitas tentu tidak terlalu putih dan tidak terlalu kekuningan. Jika warnanya masih terlihat normal, ini pertanda bahwa berasnya masih berkualitas bagus.


Aroma

Aroma beras dapat menjadi penentu dalam standar kualitas. Beras yang masih bagus tentu tidak akan mengeluarkan aroma apek. Jika beras yang Anda beli ada sedikit aroma pandan atau yang lainnya, aroma apek ini sangat mudah dirasakan ketika berasnya sudah tidak layak konsumsi.

Bentuk

Beras yang bagus dan layak untuk dikonsumsi biasanya tidak menggumpal. Jika beras yang hendak Anda beli menggumpal, ini pertanda kualitas berasnya tidak bagus.(ndr)


(pad/okezone.com)

Bedanya Rasa Nasi dari Beras Asli & Beras Plastik

5/20/2015 03:09:00 PM
MEMBEDAKAN beras asli dan beras plastik memang harus teliti, namun jika Anda terlanjur memiliki stok beras dalam jumlah banyak di rumah sebaiknya segera periksa. Beras plastik ini juga bisa dibedakan dari nasi yang sudah matang.

Kepada Okezone, Rabu (20/5/2015), Chef Nurman dari Hotel Discovery Sky Ancol mengatakan, nasi yang dihasilkan dari beras asli akan terasa berbeda dengan nasi yang dihasilkan dari beras plastik.

“Kalau ragu dengan beras yang Anda miliki, bisa periksa ketika proses pemasakan dan ketika nasi sudah matang,” ujar Chef Nurman dalam pesan elektroniknya.

Chef Nurman juga mengatakan, saat diolah, beras sintetis yang terbuat dari beras plastik akan lebih sulit menjadi kering dan tidak bisa bercampur. “Beras sintetis kalau dimasak tidak bisa bercampur seperti beras asli dan sulit kering,” tambahnya.

Nasi yang dihasilkan juga memiliki rasa dan tekstur yang berbeda. “Nasi dari beras sintetis akan terasa seperti rasa plastik sedangkan nasi asli akan memiliki rasa tawar dan sedikit manis,” tutup Chef Nurman.

(ndr/okezone.com)

Trik Menghindari Membeli Beras Plastik

5/18/2015 06:03:00 PM
KABAR beredarnya beras plastik sedang ramai diperbincangkan dan dapat meresahkan masyarakat. Masyarakat harus semakin jeli dalam memilih beras yang asli dan berkualitas baik.

Chef Afit, seorang juru masak sekaligus pemilik gerai steakhouse ternama di Ibu Kota angkat bicara soal ini. Dia mengatakan, permasalahan yang tengah menjadi perbincangan hangat itu memang sangat pelik.

Apalagi jika melihat kondisi beras yang notabenenya adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Tentu sebagai konsumen, kini harus semakin pintar memilah mana yang layak untuk dikonsumsi.

Ada langkah mudah bagaimana menghindari beras plastik ini. Kata dia, ditengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, masyarakat bisa memanfaatkan teknologi ini untuk mencari banyak informasi mengenai beras plastik tersebut.

"Sekarang informasi mudah didapat. Cari informasi sebanyak mungkin tentang beras plastik. Minimal pasti kita paham bagaimana cara menghindarinya," jelas Chef Afit kepada Okezone di Holycow Steakhouse by Chef Afit di Cilandak Town Square, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Selain itu, Chef Afit menambahkan, sebagai konsumen yang pintar. Sebaiknya jangan cepat tergoda dengan harga dibawah standar pasar.

"Kemungkinan harga miring itu buat saya ada indikasi kalau ada sesuatu yang tidak-tidak. Hanya untuk waspada sih enggak apa-apa," tambahnya.

Begitu juga dengan tempat di mana kita membeli beras sebagai kebutuhan pokok sehari-hari. Sebisa mungkin, belilah di tempat yang kredibilitasnya tak diragukan lagi. Pasalnya, tempat yang sudah terjamin pasti memiliki standar kualitas yang layak bagi konsumennya.

Lanjut Chef Afit, dia juga berharap bahwa pemerintah juga turut serta dalam melindungi masyarakat akan hal ini. Dengan pengawasan serta standarisasi yang tepat maka secara langsung hal ini bisa diminimalisir.

"Peran pemerintah juga penting. Pengawasan dan standar makin ketat hal ini juga berpengaruh pada penyebaran beras plastik itu," pungkasnya.

(ndr/okezone.com)
 
notifikasi
close