Pada tahun 1953, Alfred Kinsey menemukan bahwa 37 persen dari 5.940 wanita berusia 45 tahun yang ia wawancarai mengalami setidaknya satu kali mimpi basah, atau yang juga disebut orgasme nokturnal saat tidur.
Seperti disimpulkan Alfred, ini terjadi akibat munculnya gairah seksual saat tidur yang membangkitkan keinginan berorgasme. Perempuan yang jarang mendapatkan kesempatan orgasme coital (orgasme saat berhubungan seks), hanya akan mengalami beberapa orgasme dalam tidur per minggu per tahun.
Penelitian lain dilakukan oleh Barbara Wells pada 1986, yang kemudian menunjukkan bahwa 85 persen perempuan yang mengalami orgasme saat tidur, pertama kali mengalaminya saat usia dini. Beberapa biasanya mengalami ini sebelum usia 21 tahun, beberapa bahkan sebelum usia 13 tahun.
Seperti dilansir dari Jamaicaobserver, Sabtu (23/5/2015), Dr Alverston Bailey, dokter keluarga dan kesehatan kerja, mengakui bahwa banyak orang, khususnya perempuan, mencapai orgasme lebih cepat dalam tidur daripada saat mereka sadar.
Seorang psikolog University of Amsterdam, yang mengkhususkan diri dalam mempelajari perbedaan antara laki-laki dan gairah seksual wanita, menemukan bahwa wanita bisa memiliki mimpi basah. Bila pada laki-laki ada ejakulasi, alat vital wanita akan menjadi terlumasi saat orgasme nokturnal.
Mungkin tidak banyak perempuan yang merasakan pengalaman orgasme nokturnalnya, karena organ kelamin perempuan yang tidak nampak seperti laki-laki. Sehingga mereka tidak dapat melihat dan merasakan apa yang terjadi pada alat kelamin mereka.
Selama mimpi basah, biasanya secara tidak sadar perempuan akan merasa membutuhkan stimulus lebih untuk menghasilkan orgasme. Hal ini biasanya dicapai dengan sedikit meremas otot-otot di pangkal paha. (ren)
(yac)
0 Komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentar Disini !!!