Pencarian pada Label :: UNDANGAN PESTA BIKINI :: | Berita
Headlines News:

UNDANGAN PESTA BIKINI : BKKBN: Jangan Ada Lagi Wacana Pesta Bikini

4/27/2015 12:15:00 PM

Undangan pesta bikini jadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini.

JAKARTA – Undangan pesta untuk merayakan kelulusan ujian nasional (UN) untuk siswa SMA bikin heboh masyarakat beberapa hari terakhir.

Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sudibyo Alimoeso mengharapkan di masa mendatang jangan ada lagi wacana pesta bikini yang diperuntukkan bagi pelajar SMA/SMK.

“Cukup prihatin dengan adanya rencana pesta bikini seperti itu. Memang ada klarifikasi bahwa pesta itu dibatalkan namun kami harap di masa mendatang tidak ada lagi wacana seperti itu,” kata Sudibyo Alimoeso usai acara Seminar Eksekutif Bonus Demografi di Kantor BKKBN Jakarta, Senin (27/4/2015).

Dia menjelaskan, memang ada tuntutan agar remaja dapat diberikan pelayanan sesuai dengan hak-haknya tanpa diskriminasi yang dituangkan dalam berbagai deklarasi dan resolusi.

“Tapi kesemuanya itu dalam implementasinya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sosial ekonomi yang ada termasuk mempertimbangkan nilai-nilai, budaya dan agama serta norma yang berlaku,” kata dia.

Menurut dia, pesta bikini akan cenderung mendorong hasrat remaja yang akhir-akhir ini menunjukkan gejala tidak menguntungkan bagi kesehatan reproduksi remaja.

“Apabila dimaksudkan dengan pakaian summer kan bisa seperti mirip di Hawaii atau hawaiian dress yaitu lengan pendek dan celana pendek yang bukan bikini dengan motif bunga kebanggaan setempat,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise menyatakan dukungannya terkait pembatalan rencana pesta bikini bertajuk Splash After Class yang diperuntukkan bagi pelajar di sejumlah SMA/SMK di Jakarta dan Bekasi dalam rangka merayakan kelulusan UN.

“Saya mendukung dibatalkannya acara tersebut, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip dan tujuan pendidikan anak Indonesia,” kata Yohana.

Yohana mengatakan, perayaan semacam itu sama sekali tidak mencirikan identitas anak didik Indonesia.

Sementara itu, pada pemberitaan di sejumlah media massa diketahui bahwa acara tersebut dibatalkan dan pihak penyelenggara meminta maaf kepada sejumlah sekolah di Jakarta dan Bekasi, yang namanya tercantum dalam undangan dan beredar di beberapa media sosial serta pemberitaan belakangan ini.

Penyelenggara juga menjelaskan jika dresscode asli dalam acara yang rencananya digelar tanggal 25 April 2015 tersebut adalah Summer Dress, semacam gaun-gaun santai dengan tema Pool Party dan bukan bikini.-Solopos.com

Pelajar di Bekasi Dilarang Rayakan Perpisahan di Luar Kota

4/27/2015 11:18:00 AM
Bekasi, HanTer - Seluruh pelajar yang menjadi peserta ujian nasional 2015 di Bekasi dilarang merayakan dan mengikuti perpisahan sekolah di luar kota.

"Larangan tersebut sudah diatur dalam Peraturan Wali Kota Bekasi (Perwal) yang sudah kita sebar ke semua sekolah," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Dedi Junaedi, Senin (27/4/2015).

Menurut dia, imbauan itu disampaikannya menjelang agenda kelulusan sekolah setelah UN yang kerap dilakukan melalui kegiatan perpisahan untuk siswa.

Menurut dia, tidak jarang ada pihak sekolah yang menggelar acara tersebut di lingkungan sekolah, luar sekolah, bahkan ada yang di luar kota.

"Khusus untuk kegiatan perpisahan di luar kota, Dinas Pendidikan Kota Bekasi sudah menyatakan sejak awal melarang hal itu," katanya.

Menurut dia, acara perpisahan sah untuk dilakukan asal berada dalam teritorial dalam kota.

Dedi mengatakan, larangan tersebut diberlakukan mengingat biaya perpisahan itu kerap membebankan siswa serta orang tua.

"Lagi pula kegiatan di luar kota minim pengawasan dan rentan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Menurut dia, Dinas Pendidikan Kota Bekasi tidak akan bertanggung jawab terhadap risiko kecelakaan, perilaku penyimpang dan lainnya yang mungkin terjadi tanpa pengawasan dari pihak terkait.

Dia menambahkan, kegiatan yang boleh dilakukan di luar kota hanya yang bersifat studi wisata.

"Itu pun selama kepanitian berasal dari orangtua murid. Ini untuk menghindari kesan sekolah menjadikan kegiatan studi wisata sebagai proyek," katanya.

(Oni/harianterbit.com)
 
notifikasi
close