Unknown
5/16/2015 12:14:00 AM
Real Madrid terancam puasa gelar di akhir musim ini. Setelah dipastikan tersingkir di Copa del Rey dan Liga Champions, Madrid juga hanya memiliki peluang yang sangat kecil bisa menjuarai La Liga.
Menyisakan dua laga, Madrid masih tertinggal 4 poin dari Barcelona yang kokoh di puncak klasemen sementara. Alhasil, jika Barcelona bisa memenangi laga akhir pekan ini melawan Atletico, maka gelar juara akan menjadi milik Lionel Messi Cs.
Keterpurukan Madrid cukup mengejutkan banyak pihak. Sebab, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan sempat tampil impresif di paruh pertama dengan membukukan rekor tak terkalahkan. Namun, performa mereka melorot di paruh kedua.
Dari survei yang dilakukan laman olahraga Spanyol, Marca, ada tujuh dosa besar yang menyebabkan Madrid terpuruk setelah sempat tampil cemerlang. Survei ini diikuti oleh 50 ribu partisipan.
Berikut ini 7 dosa besar Madrid versi Marca:
1. Minim rotasi pemain
Carlo Ancelotti jarang melakukan rotasi pemain. Inilah yang membuat Los Blancos 'kedodoran' di paruh kedua. Dan sebenarnya, ini memang ciri khas kepelatihan Ancelotti yang selalu mempertahankan skuad juara.
2. Badai Cedera
Sejumlah pemain kunci mengalami cedera karena minimnya rotasi. Namun, yang paling menentukan adalah cederanya gelandang kreatif, Luka Modric
3. Kinerja Cristiano Ronaldo tidak Stabil
Ronaldo memang mencetak 50 gol lebih sepanjang musim ini. Namun, catatan itu tidak diraihnya dengan konsisten. Terlihat, pada April dan Mei, Ronaldo kerap kesulitan mencetak gol.
4. Tidak percaya pemain pelapis
Diterpa badai cedera, Ancelotti juga tetap kurang percaya dengan para pemain pelapis yang sebenarnya memiliki kualitas mumpuni. Seperti Asier Illaramendi, Lucas Silva, Jaiver 'Chicharito' Hernandez, Sami Khedira, Fabio Coentrao hingga Jese yang jarang dipercaya sebagai starter.
5. Terlalu mengandalkan Bale
Pemain asal Wales ini menjadi figur utama Ancelotti musim ini setelah mantan pemain Tottenham Hotspur itu menjadi salah satu pemain kunci sukses Madrid musim lalu. Jika dalam kondisi fit, Gareth Bale selalu jadi starter. Sayangnya, performa Bale tidak sesuai harapan.
6. Kesulitan melawan tim besar
Madrid diketahui sering kesulitan menghadapi tim-tim besar. Juventus menjadi contoh terakhir bagaimana Madrid yang selalu mengamuk lawan tim-tim medioker, justru kerap tak berdaya melawan tim-tim sepadan.
7. Reaksi lamban Ancelotti
Performa Madrid sebenarnya mulai merosot sejak awal 2015. Namun, Ancelotti dianggap gagal bereaksi cepat untuk menemukan solusi jitu. Itulah yang membuat satu persatu peluang juara melayang dari tangan Madrid. (one)
© VIVA.co.id