Pencarian pada Label :: Industri :: | Berita
Headlines News:

Truk Pengangkut Material Tambang Freeport Terbalik

6/02/2015 06:31:00 AM
JAYAPURA – Sebuah truk tambang pengangkut material mengalami kecelakaan di areal PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika, Senin (1/6/2015). Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan kerja tersebut, namun jalan yang menghubungkan Kota Tembagapura dengan Kampung Banti sempat terputus karena truk tambang terbalik menutup badan jalan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepolisian Daerah Papua, Kombes Patrige Renwarin mengatakan, dari laporan yang ia terima dari Kepolisian Resor Mimika menyebutkan kecelakaan terjadi Senin pagi, sekitar pukul 10.10 WIT.

Menurut Patrige, truk ADT Caterpillar AT-9126 yang dikemudikan Wilson Sirait terbalik saat membuang material di penampungan yang berada di sisi jalan tak jauh dari Kantor Distrik Tembagapura.

“Saat membuang material, bagian kepala truk sempat miring dan selanjutnya oleng terbalik menutup badan jalan,” ucap Patrige melalui telepon selulernya, Senin (1/6/2015) malam.

Pasca-kejadian, ujar Patrige, pengemudi langsung dilarikan ke Rumah Sakit Tembagapura untuk menjalani pemeriksaan alkohol. Sementara untuk mengevakuasi truk yang menutup jalan, sebuah ekskavator dipakai untuk menggulingkan truk dan memindahkan ke sisi jalan.
“Pemindahan kendaraan tak berlangsung lama, dan setelah dipindahkan kendaraan langsung diambil pihak mekanik perusahaan. Mengenai penyebab kecelakaan masih diselidiki pihak perusahaan,” tutur Patrige. ( Kontributor Jayapura, Alfian Kartono,tribun)

Pemerintah Harus Serius Benahi Sektor UMKM

12/28/2014 04:57:00 AM
Pekerja mengerjakan pembuatan roti di pabrik roti lezat di Jakarta Timur, Senin (2/9/2013). Pascakenaikan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi tujuh persen, Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (Hipmikindo) khawatir usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang gagal membayar bunga pinjaman bank dapat meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya dan terancam gulung tikar. Nilai bunga pinjaman bank yang sebelumnya sudah tinggi yaitu antara 13-20 persen, sementara jumlah pelaku usaha UMKM yang gagal bayar atau tidak bisa membayar pinjaman bunga bank mencapai 4 juta orang sebelum BI rate naik. TRIBUNNEWS/HERUDIN 
JAKARTA - Anggota Komisi VI dari Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, mengatakan pemerintah harus serius membenahi sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Sebab UMKM adalah soko guru perekonomian Indonesia.

"Tidak ada banyak waktu untuk pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM membenahi ini, karena ke depan serangan produk UMKM dari Negara lain akan banyak beredar di Indonesia," tutur Bambang Haryo, dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/12/2014).

Ada tiga hal yang menjadi tugas yang harus dibenahi, pertama pemerintah Indonesia sangat tidak pro akan UKM, buktinya banyak para pelaku UMKM yang susah mendapatkan pinjaman dari bank dengan bunga yang kecil, ini berbeda dengan Filipina dan Malaysia yang mendapatkan dukungan dari pemerintahnya dalam mengembangkan UMKM.

Kedua, permasalahan pemasaran seharusnya pemerintah melakukan pembimbingan dan diarahkan agar penjualannya sesuai target, untuk diketahui pelaku UMKM sekitar 70 persen berpendidikan di bawah SMA. Ini menjadi tugas pemerintah untuk dapat meningkatkan kualiatas SDM dari para entrepreneur kita.

Ketiga, yaitu dari bentuk kemasan dan produk yang ditawarkan oleh pelaku pasar UMKM harus segera dibenahi, dikarenakan pada MEA 2015 nantinya akan banyak persaingan dari produk lain yang dimana dibutuhkan kemasan yang berbeda dan sangat kental dengan ke-Indonesiaannya.

"Untuk itu perlu adanya penyuluhan yang dilakukan pemerintah agar para pelaku UMKM mengerti akan pentingnya ciri khas suatu produk yang bisa menarik konsumen membelinya," kata Bambang Haryo.

Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan empuk untuk UMKM di luar negeri, dikarenakan kita mempunyai jumlah penduduk yang besar 250 juta orang atau 40 persen dari penduduknya di asia tenggara yang juga sangat komsumtif.

"Inilah yang menjadi tantangan untuk kita agar UMKM Indonesia bisa menjadi tuan rumah dan menguasainya, bukan hanya menjadi penonton yang tergerus oleh produk luar pada MEA 2015 nantinya. Sekarang tinggal pemerintah ingin menjadikan UMKM kita jadi tuan rumah atau jadi penonton saja," tuturnya. [beriita Tribunnews]
 
notifikasi
close